Ku berlinang air mata di khutbah Ied

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu. Takbir berkumandang dihari itu, ketika semua umat muslim merayakan hari kemenangan setelah sebulan lamanya berpuasa. Lebaran kali ini entah mengapa hatiku tergerak untuk sholat bersama ikhwa-ikhwa teman seperjuangan dimana lebaran sebelumnya sholat Iednya bersama teman-teman dan warga sekompleks. Dengan berpakaian putih dan peci putih aku berangkat ke sebuah lapangan bola kurang lebih jaraknya 7 km dari rumah dengan mengendarai sepeda motor. Sayup-sayup terdengar takbir di segala penjuru, sungguh menggetarkan hati dan menyejukkan jiwa.

Alhamdulillah, bertemu dengan ikhwa-ikhwa yang ramah dan terpancar keimanan di raut wajahnya. Segera kuambil posisi yang terdepan berharap bisa lebih dekat dengan Imam dan Muballig sekaligus berharap mendapat pahala yang lebih ketika berada di shaf terdepan. Kemudian bersama mengucapkan kalimat takbir dan tahmid sebagai tanda syukur serta pengagungan terhadap kebesaran Allah yang masih memberikan kesempatan merayakan Idul Fitri untuk yang kesekian kalinya.

Satu per satu jama’ah memenuhi lapangan, mulai dari orang tua, remaja, anak-anak, laki-laki, perempuan, sungguh pemandangan yang indah di hari nan fitri dan mulia ini. Hari yang hanya bisa dirasakan dua kali dalam setahun ini begitu terasa sangat disayangkan bila berlalu begitu saja, dan tidak ada yang menjamin akan dipertemukan kembali melainkan atas kuasa Allah.

Setelah melaksanakan shalat yang hanya dua rakaat tersebut, muballig kemudian berdiri dan memberikan tausyiah kepada para jamaah Ied. Diawali dengan pujian kepada Allah, kemudian bertakbir tanda merayakan hari kemenangan serta dengan khidmat mulai menyampaikan siraman qalbu. "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu.Manusia-manusia beriman adalah makhluk yang paling bahagia di dunia ini, karena kebahagian dan kegembiraannya adalah hakiki dan sejati. Kegembiraan dan kebahagiaan itu terbit dari pusat kesadaran manusiawi kehambaannya, menyinari segenap hatinya, menajamkan pandangan dan kepekaannya......"

Dari kalimat pembukaannya sudah menyentakkan pikiran yang telah lalai dan hati yang dipenuhi bintik noda. Manusia-manusia yang memiliki kebahagiaan yang hakiki dan sejati adalah manusia-manusia yang beriman, segera meruntuhkan dan merontokkan kesombongan kita akibat kelebihan harta, kelebihan fisik, kelebihan kedudukan dan kelebihan2 fana yang lainnya. Mungkin secara kasat mata orang-orang yang dipenuhi kekayaaan yang berlimpah ruah, menempati kedudukan yang tinggi, diberikan kesempurnaan dan kelebihan dari segi fisik adalah orang yang paling bahagia, tetapi kebahagiaan yang hakiki ketika kelebihan tersebut terselimuti oleh keimanan tidak menjadikannya sebagai tujuan tetapi hanya sebuah sarana.

"Takbir berkumandang dari lapangan indah tertata rapi hingga yang becek berlumpur, takbir berkumandang di masjid-masjid megah hingga surau-surau kecil di pegunungan nun jauh di sana, takbir berkumandang di antara reruntuhan masjid di negeri Irak -semoga Allah membebaskan kaum muslimin di sana dari segala ujian. Takbir juga berkumandang di antara bukit-bukit terjal dan goa-goa sempit tempat persembunyian, disertai desingan peluru dan letupan mortir dan bom, di samping mayat-mayat bergelimpangan saudara-saudara kita di Afganistan -semoga Allah menolong mereka-. Takbir pun tetap berkumandang di penjara-penjara yang gelap, sempit dan pengap di negara Yahudi, Israel di mana kaum muslimin Palestina banyak yang meringkuk di dalamnya. Namun karena iman semua masih bertakbir, semua masih bisa bergembira, ya ... takbir ini menabur harapan, menyemaikan cita-cita...."

Ya Allah, ternyata di saat aku melaksanakan Ied dengan aman dan suka ria dan segala hal yang baru pada pakaianku, terdapat kaum muslimin yang dengan penuh ujian dan penuh perjuangan, penuh penderitaan, penuh kesulitan untuk ikut merayakan Ied. Ya Allah .... muliakanlah mereka, tinggikanlah derajatnya, teguhkanlah iman dan ketaqwaannya, keimanan yang aku miliki jauh dibawah keimanan mereka. Usaha yang aku lakukan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan perjuangan mereka. Ya...Allah....maafkanlah atas jiwa yang lalai ini, masih bersantai-santai dan dengan nyaman ketika mereka mengerahkan segala potensi harta, pikiran, tenaga bahkan jiwanya diatas jalanmu ya Allah...... Teguhkanlah hatiku diatas jalan dien ini,......

Tak lupa pula muballig menyampaikan nasihatnya kepada kita semua.
"
Melalui kesempatan ini pula kami menyerukan para pemimpin dan calon pemimpin untuk senantiasa meminta dan memohon petunjuk Allah dalam menjalani kepemimpinannya, dan agar Allah memberi taufiq untuk menjalankan Syari’atNya, karena itulah jalan keselamatan dunia dan akhirat. Khusus kepada para bunda dan ukhti, saudari kami seiman dan seaqidah, jadikanlah hijab menjadi pakaianmu, taqwa adalah bekalmu dan iffah menjadi perhiasanmu. Jagalah lisan, tangan dan seluruh dirimu dari kemurkaan Allah Azza wajalla. Wahai setiap ibu ! Andalah penebar kasih pada buah hati anda, sirami mereka dengan iman, buat mereka cinta al-Qur’an, as-Sunnah dan orang sholih, kuatkan mereka dengan tekad dan himmah dan jadikan mereka mujahid dan pejuang agama Allah yang pantang menyerah. Wahai setiap istri !Kekasih sang suami.Anda adalah pelabuhan hatinya, biarkan ia bersandar dengan tenang di tengah hiruk-pikuknya dunia, berikan senyum yang paling tulus padanya, Allah telah memilihkan dia untuk anda, taatilah dia dalam ketaatan pada Allah, jangan khianati dia, jaga diri anda untuknya. Semoga Allah mempertemukan anda berdua di JannahNya kelak dalam rumah kesetiaan sebagaimana anda menjaganya di dunia ini. Untuk anda wahai para pemuda harapan umat, di pundak anda terpikul amanah perjuangan, jangan biarkan diri terlena di masa muda dalam kemaksiatan dan dosa, biarkan ketaatan pada Allah menjadi pakaian masa muda, yang akan menjadi penyejuk mata di kala tua, menjadi bekal setelah mati. Sadarlah bahwa anda selalu menjadi sasaran musuh-musuh Allah, jangan lengah ! jangan sampai mereka menang ! tapi jadikan diri anda sebagai pemenang ! dan biarkan mereka menjadi pecundang. Wahai para da’i, guru dan penuntun umat ! Jadilah teladan yang mengesankan, ikhlaskan niat, padukan tekad, Allah telah memilih anda. Jangan sia-siakan karunia ini, ikuti jejak panglima kita Rasulullah, agar kelak kita berkumpul dengan beliau"

Ya Allah, amanah ini jalannya panjang dan penuh ujian maka ikhlaskanlah niatku, bulatkanlah tekadku, teguhkanlah langkahku dan sabarkanlah hatiku. Hanya Engkaulah maha kuasa atas segala sesuatu, Engkaulah maha bijaksana, Engkauhlah yang maha adil, Engkauhlah yang maha memberi petunjuk, janganlah cabut hidayah dan iman ini dari hatiku, Ya Allah jadikanlah dunia ini di tanganku dan akhirat di hatiku, Ya Allah...wafatkanlah aku dalam keadaan beriman ya Allah.....

Di akhir-akhir khutbah mengucapkan doa kepada kedua orang tua, yang semakin membuatku.............
"
Wahai sang maha Penyayang, sayangilah kami dan para kedua orang tua kami, dalam hidup dan matinya Yaa Allah. Allahum Rabbana, berikanlah cahayaMu pada setiap hati mereka yang kelam dengan kemaksiatan, berilah petunjukMu pada setiap langkah mereka yang tersesat, sesungguhNya Engkau mencintai hamba-hambaMu yang kembali bertaubat padaMu.Jika Engkau biarkan kami mendapati penghujung hidup mereka, jadikanlah mereka pintu surga kami, buat kami berpeluh nikmat berkhidmat dan berbakti pada mereka. Namun jika Engkau telah takdirkan mereka dahului diri ini menghadap padaMu, maka ampunilah semua kesalahan kami pada mereka Yaa Allah, jangan catatkan setiap bentakan dan suara keras kami pada mereka, dalam catatan amal buruk kami. Ampuni mereka Yaa Allah, dan ampuni kami semua, pertemukan kami dalam pandangan rahmatMu di surgaMu yang kekal abadi"


>>download khutbah lengkap

1 komentar:

Unknown said...

Doa d akhir khutbah mngingatkan aq ama ortu yg jauh d kmpg...adakah dia baek2 aja

Post a Comment