hidupku baik2 saja tanpa merokok...

Saat duduk2 santai sehabis makan malam di kantor Proyek, ada seorang teman yang minta tolong untuk diambilkan rokoknya yang berada di dekatku, spontan aku ambilkan tapi sesaat itu terdengar selentingan dari seorang teman yang lain "dosa kamu geng...., kan kamu juga ikut membantu ketika orang mau merokok, artinya kamu juga dosa... he...." sembari kepulan asap rokok masih keluar dari mulutnya. Tapi hanya ku balas dengan senyuman ^_^, sebenarnya sedikit aneh juga, karena seorang perokok menvonis berdosa kepada orang yang hanya bersikap baik ketika hendak membantu mengambilkan rokok. Entah itu apakah hanya gurauan, selentingan, sindiran atau apapun itu tetapi telah membuatku terdiam..... dan berfikir. Apakah memang benar diriku telah berdosa? apakah memang merokok itu berdosa? apakah terlalu cepat menghukumi berdosa? apakah sudah begitu entengnya dengan sebuah dosa? apakah patut bangga akan sebuah dosa? apakah dosa sudah menjadi hal yang biasa?.

Memang bukan kapasitas saya untuk membahas masalah ini ^_^, tapi berikut beberapa hal menurut pandangan saya.

Setahu kami, kalau hendak bicara mengenai dosa maka berkaitan dengan halal atau haram, berbicara mengenai halal dan haram maka harus dikategorikan terlebih dahulu apakah muamalah, ibadah atau akhlak. Maka berkaitan dengan rokok, apakah merokok termasuk muamalah?, ibadah?, atau akhlak?. Setau kami muamalah adalah urusan keduniaan dimana manusia diberikan kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakukan apa saja yang bisa memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, sesamanya dan lingkungannya, selama hal tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnya. Jadi merokok bukan perkara ibadah, bukan juga akhlak tetapi masuk dalam perkara muamalah. Hukum dasar muamalah adalah boleh -maksudnya semuanya boleh dilakukan- sampai ada ketentuan yang melarangnya maka menjadi haram. Berkebalikan dengan ibadah, dimana hukum dasar ibadah adalah haram, sampai ada ketentuan yang memerintahkannya maka baru dilakukan (halal).
Seperti halnya minum minuman keras, dahulu kala hal tersebut tidak menjadi masalah, malah menjadi minuman kegemaran. Sampai datang ketentuan bahwa hal tersebut haram. Maka bagi orang-orang yang beriman, segera meninggalkan minuman tersebut. Ada apa dengan minuman keras? Cobalah lihat apa yang terjadi pada peminum khamar?. Ketika telah mabok, apa saja bisa dilakukan, mencuri, membunuh dan kejahatan lainnya. Sehingga hal tersebut bisa mencelakakan dan sifatnya merusak bagi peminum dan bagi orang lain. Seperti halnya judi, ketika telah terdesak dan kepepet maka apapun bisa ditaruhkan diatas meja judi, uang, rumah, keluarga, bahkan nyawa. Contoh kedua hal tersebut -minuman keras dan judi- memiliki kesamaan yakni :
1) Mencelakakan pelaku ;
2) Mencelakakan orang lain.

Nach bagaimana dengan rokok? apakah sifatnya mencelakakan dan membahayakan bagi pelaku dan orang sekitar?.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui apa yang bahaya bagi manusia sehingga segala laranganNya adalah untuk kebaikan manusia sendiri.
Meski bagaimanapun, mungkin dengan "kecerdasan" kita bisa mengeluarkan sejuta argument dan alasan untuk menepis hal tersebut. Terlepas dari itu semua, bagi saya sendiri merasa bahwa

.....hidupku ini baik-baik saja tanpa merokok....

So as long as my life is gona be ok without a smoke, what a single reason that make me must to smoke?
How about u? Apakah anda merasa hidup anda TIDAK baik-baik saja tanpa merokok, sehingga harus bergantung pada sebuah isapan rokok?....

4 komentar:

Dian Suryono said...

Alhamdulillah sy baik2 sj, krn suamiku juga baik2 sj tanpa merokok... :)

Muhammad Ageng Anom said...

baguslah, malah seharusnya lebih baik lagi tanpa merokok ^_^, karena lebih hemat, mending dipake beli coto diy wkwkwkwkwk

Anonymous said...

masih merokok'ja ageng ^^V

Muhammad Ageng Anom said...

^_^ berhenti miki ka, baru nanti uang rokok dipake traktir ka.. ^_^V

Post a Comment